Ella, 35th, adalah seorang wanita sederhana. Wajahnya keibuan dengan kulit
kuning
langsat.Entah kenapa aku punya hasrat tinggi padanya. Padahal kami
selama ini hanya berteman biasa. Itu berawal ketika kami sedang
berkumpul di sebuah villa. Kami kebagian satu kamar bersama.
“Kamu cantik sayang,”pujiku pelan ke telinganya.
Sementara si kecil tertidur di ranjang kecil di samping kami.
Ella
menyandarkan kepalanya di bahuku. Kuusap kepalanya yang terbalut jilbab
biru itu.Tubuh ramping padat itu kupeluk erat. Ella menoleh ke
arahku.Tapi bibirnya masih kelu. Ia membiarkan aku mengendalikan suasana
yang romantis.
Pelan-pelan kami berpagutan lembut. Ella memejamkan mata, memainkan bibirku yang basah.
Tanganku meremas-remas payudaranya yang masih tertutup jilbab itu.
Ella terperanjat, tapi mengerti keinginanku. Kemudian, dilepasnya penutup kepala dan jilbabnya.
Sepasang buah dada dibalut bh warna putih terpampang indah di depan mataku.
Ella memajukan dadanya ke arah wajahku dan membenamkan wajahku.
Oh, aroma payudara yang segar menerpa hidung dan bibirku. Kujilati seluruh bh dan sebagian gumpalan daging kenyal itu.
Ella mendesis, menikmati perlakukanku.
Harus kuakui ukuran payudara janda manis ini besar, 36C. Tentu saja aku semakin tergoda untuk menjilati putingnya.
Ella melepas bh itu dan terjatuh di atas lantai.
“Kamu suka kan?”tanyanya menggoda.
“Ya, aku suka yang besar seperti ini,”sahutku.
Puting
coklat muda itu lantas kusergap dengan bibirku. Kujilati dengan
leluasa, penuh perasaan. Ella mencoba menahan gejolak akibat
perlakukanku. Desahan nafasnya semakin memburu.
Tanganku yang kanan meremas-remas buah dadanya yang satu lagi.ouhhhgg…luar biasa kenyal dan padat.
Aku membiarkan Ella melepas restleting jinsku. PEnisku yang keras di dalam cd menanti sentuhan lembut jemarinya.
“Boleh kan sayang?”tanyanya menggoda.
Aku senyum dan sejurus kemudian, aku mabuk dibuatnya.
Betapa
tidak Ella, menggenggam penisku yang besar dengan tangan kanannya.
Dengan lembut dielus-elusnya, terutama di bagian kepala penisku yang
memerah.
Si
kecil terbangun dan memandangi aksi ibunya. Tapi Ella hanya menatap
buah hatinya itu sekilas, karena ia kemudian telah menjilati
bagian-bagian penisku yang keras.
Air liur Ella telah membasahi penisku. Tiap kali ia menghisap ujung penisku, aku dirasuk rasa nikmat amat sangat.
Si kecil mendekati ibunya. Sekali ini Ella berhenti dan mengusap-urap rambutnya si kecil.
Kesempatan
ini tak kusia-siakan,kuremas-remas sepasang payudaranya yang besar dan
indah itu dari arah belakang. Setelah itu, kujilati pinggulnya yang
masih dibungkus celana dalam mini berwarna putih berenda itu.
Si kecil duduk di lantai masih tetap memandangi aksi-aksi kami. Mungkin ia bingung melihat perbuatan kami.
Dalam posisi menungging, pantat Ella kujilati dan kuremas dengan gemas. PAntat yang besar, bulat dan menggoda.
Ella masih menungging dan meminta aku untuk memulai permainan.
Ujung
penisku kuarahkan tepat ke vaginanya yang tersempil di belahan pahanya.
Dari posisi ini, aku harus membuatnya nyaman.Kudorong pelan dan itu
cukup membuat Ella menggeliat mesra.Pelan-pelan irama kutingkatkan
hingga ranjang kami berguncang.Bahkan sepasang buah dada Ella
terayun-ayun dengan lembut.PAntat Ella mengeluarkan bunyi-bunyian khas
akibat beradunya tubuh kami.
Luar
biasa Ella, ia sangat menikmati permainan ini. Ia kemudian tidur dalam
posisi miring. Ini salah satu gaya favoritku juga. Sepertinya ia
memamerkan bentuk pinggulnya yang luar biasa indah itu ke hadapanku.
Lewat
pantulan cermin besar di tepi ranjang kamu saling tersenyum. Ella
meraih batang penisku dan memasukkan ke dalam vagina miliknya. Kugoyang
dengan lembut.Sementara sepasang payudaranya kuraih dengan satu tangan
dan kuremas-remas gemas.
“ohhh….”Ella merintih nikmat.
Aku
terus memompa vaginanya dengan sekeras-kerasnya.Rintihan Ella semakin
keras dan liar. Tak terhitung berapa kali ia mengalami orgasme.Sampai
akhirnya, ia meminta aku untuk mengeluarkan sperma ke dalam mulutnya.
Semburan cairan kental bening membasahi bibirnya yang mungil.
“Kamu hebat banget sayang,”katanya sambil menelan sisa-sisa sperma di dalam mulutnya.
Tapi permainan itu belum usai, karena Ella masih tetap meminta aku untuk membahagiakannya.
“Puaskan aku sayang…aku belum pernah sebahagia ini,”katanya.
Sifat
lembut Ella memang menaikkan ketegangan penisku. Ia juga tak
bosan-bosan menyuguhkan puting-putingnya ke arahku. Aku mengulumnya
dengan lembut, seperti bayi disusui ibunya. Ella memang berperan seperti
itu. Perbedaan usia kami 7 tahun, membuat ia lebih bersabar
menghadapiku.
Tak bosan-bosan aku mempermainkan sepasang buah dada milik Ella yang kenyal tersebut.
Kemudian
kami bercinta lagi. Sekali itu Ella di posisi bawah. Setengah jam
lamanya, aku dan dia larut dalam irama cinta yang dahsyat. Ella
menggeliat, meronta atau merintih. Menahan setiap tusukan batang penisku
yang menembus liang vaginanya yang mulai basah.
Demikian pembaca, kisahku dengan Ella. Buat Ella sayang, aku tetap akan siap untuk membahagiakan kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar