Kisah
ini berawal terjadi sebagai dampak seringnya aku main chatting di
kantor di saat kerjaan lagi kosong. Mulai muda aku adalah termasuk
seorang penggemar sex education, karena buat aku sex adalah sesuatu yang
indah jika kita bisa menerjemahkannya dalam bentuk visualnya. Dan
memang mulai SD, SMP sampai SMA hidup aku selalu dikelilingi cewek-cewek
yang cakep karena memang aku bisa menjadi “panutan” buat mereka, itu
terbukti dengan selalu terpilihnya aku menjadi ketua osis selama aku
menempuh pendidikan.
Kembali
pada ceritaku, dunia chatting adalah ‘accses’ untuk mengenal banyak
wanita dengan segala status yang mereka miliki; mulai ABG, mahasiswi,
ibu muda sampai wanita sebaya, di luar jam kantor. Dan mulai dari
sinilah aku mulai mengenal apa itu “kehidupan sex having fun”.
Suatu
hari aku chatting dengan menggunakan nickname yang menantang kaum hawa
untuk pv aku, hingga masuklah seorang ibu muda yang berumur 32 tahun
sebut saja namanya Via. Via yang bekerja di salah satu perusahaan swasta
sebagai sekretaris dengan paras yang cantik dengan bentuk tubuh yang
ideal (itu semua aku ketahui setelah Via sering kirim foto Via email
aku). Kegiatan kantor aku tidak akan lengkap tanpa online sama dia
setiap jam kantor dan dari sini Via sering curhat tentang kehidupan
rumah tangganya. Karena kita berdua sudah sering online, Dia tidak
segan-segan menceritakan kehidupan sex nya yang cenderung tidak bisa
menikmati dan meraih kepuasan. Kami berdua share setiap kesempatan
online atau mungkin aku sempatkan untuk call dia.
Hingga
suatu hari, kami putuskan untuk jumpa darat sepulang jam kantor, aku
lupa tanggal berapa tapi yang pasti hari pertemuan kami tentukan bersama
hari Jum’at. Setelah menentukan dimana aku mau jemput, sepulang kantor
aku langsung kendarai mobil butut starletku untuk meluncur di tempat
yang janjikan. Dengan perasaan deg-deg an, sepanjang perjalanan aku
berfikir secantik apakah Via yang usianya lebih tua dari aku 2 tahun.
Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika aku bener-bener ketemu
dengan Via. Wow! Aku berdecak kagum dengan kecantikan Via, tubuhnya yang
sexy dengan penampilannya yang anggun membuat setiap kaum adam berdesir
melihatnya. Tidak terlihat dia seorang ibu muda dengan 3 orang anak,
Via adalah sosok cewek favorite aku. Mulai dari wajahnya, dadanya,
pinggulnya dan alamak.. pantatnya yang sexy membuat aku menelan ludahku
dalam-dalam saat membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta dengan
Via.
Tanpa
pikir panjang dan menutupi kegugupan aku. Aku memancing untuk
menawarkan pergi ke salah satu motel di sudut kota (yang aku tahu dari
temanku). Sepanjang perjalanan menuju hotel, jantungku berdetak kencang
setiap melirik paras Via yang cantik sekali dan aku membayangkan jika
aku dapat menikmati bibirnya yang tipis.. Dan sepanjang itu juga “adik
kecilku” mulai bangkit dari tidurnya. Tidak lama sampailah kami di salah
satu Motel, aku langsung memasukan mobilku kedalam salah satu kamar
102.
Didalam kamar aku sangat grogi sekali bertatapan dengan wajah Via..
“Met kenal Dandy,” Via membuka obrolan.
“hey Via..,” aku jawab dengan gugup.
Aku
benar-benar tidak percaya dengan yang aku hadapi, seorang ibu rumah
tangga yang cantik sekali, sampai sempat aku berfikir hanya suami yang
bego jika tidak bisa menyayangi wanita secantik Via.
Kami
berbicara hanya sekedar intermezo saja karena memang kami berdua tampak
gugup saat pertemuan pertama tersebut. Sedangkan jantungku berdetak
keras dibareng “adik kecilku” yang sudah meronta ingin unjuk gigi.
“Dandy meskipun kita di sini, tidak apa-apakan jika kita tidak bercinta,” kata Via.
Aku
tidak menjawab sepatah katapun, dengan lembut aku gapai lengannya untuk
duduk di tepi ranjang. Dengan lembut pula aku rangkul dia untuk rebahan
diranjang dan tanpa terasa jantungku berdetak keras, bagaikan dikomando
aku menciumi leher Via yang terlihat sanagt bersih dan putih.
“Via kamu sangat cantik sayang..,” aku berbisik.
“Dann.. jangan please..,” desahan Via membuat aku terangsang.
Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Via yang jenjang.
“Akhh Dandy..”
Tanpa
terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Via yang aku
rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.
“Ooohh.. Danddyy..”
Via mulai mengikuti rangsangan yang aku lakukan di dadanya. Aku semakin berani untuk melakukan yang lebih jauh..
“Via, aku buka jas kamu ya, biar tidak kusut..,” pintaku.
Via
hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk memreteli jasnya, sampai
akhirnya dia hanya mengenakan tanktop warna hitam. Dadaku semakin naik
turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas dimukaku. Setelah
jas Via terbuka, aku berusaha naik di tubuh dia, aku ciumi bibir Via
yang tipis, lidahku menjelajahi bibirnya dan memburu lidah Via yang
mulai terangsang dengan aktivitas aku. Tanganku yang nakal mulai menarik
tanktop warna hitam dan..
Wow..
tersembul puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan
di bibir Via untuk kemudian mulai melpeas BH dan menjilati puting Via
yang berwana kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat puting Via
berdiri dengan kencang.. sedangkan tangan kananku memilin puting Via
yang lain nya.
“Ooohh Danndyy.. kamu nakal sekali sayang..,” rintih Via.
Dan saat aku mulai menegang..
“Tok..
tok.. tok.. room service.” Ahh.. sialan pikirku, menganggu saja
roomboys ini. Aku meraih uang 50.000-an dikantong kemejaku dengan
harapan supaya dia cepat pergi.
Setelah
roomboy’s pergi, aku tidak memberikan kesempatan untuk Via bangkit dari
pinggir. Parfum Via yang harum menambah gairah aku untuk semakin berani
menjelajahi seluruh tubuhnya. Dengan bekal pengetahuan sex yang aku
ketahui (baik dari majalah, film BF maupun obrolan-obrolan teman
kantor), aku semakin berani berbuat lebih jauh dengan Via. Aku beranikan
diri untuk mulai membuka CD yang digunakan Via, dan darahku mendesir
saat melihat tidak ada sehelai rambutpun di bagian vagina Via. Tanpa
berfikir lama, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan
lidahku ke dalam lubang vagina Via.
“Oohh..
Dan.. nikmat.. sayang,” Via merintih kenikmatan setiap lidahku
menghujam lubang vaginanya dan sesekali menekan kepalaku untuk tidak
melepaskan kenikmatan itu. Dan disaat dia sedang menikmati jilatan
lidahku, telunjuk jari kiriku aku masukkan dalam lubang vagina dan aku
semakin tahu jika dia lebih bisa menikmati jika diperlakukan seperti
itu. Terbukti Via menggeliat dan mendesah disetiap gerakan jariku keluar
masuk.
“Aakkhh Dann.. kamu memang pintar sayang..,” desah Via.
Disaat kocokkan jariku semakin cepat, Via sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri orang yang mau orgasme dan sesat kemudian..
“Dann..
sayang.. aku nggak tahan.. oohh.. Dan.. aku mau..” visa menggelinjang
hebat sambil menggapit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa sesak
dibuatnya.
“Daann.. ookkhh.. aakuu keluaarr.. crut-crut-crut.”
Via
merintih panjang saat clitorisnya memuntahkan cairan kental dan
bersamaan dengan itu, aku membuka mulut aku lebar-lebar, sehingga carian
itu tidak ada yang menetes sedikitpun dalam mulutku.
Aku
biarkan Via terlentang menikmati orgasmenya yang pertama, sambil
membuka semua pakaian yang aku kenakan, aku memperhatikan Via begitu
puas dengan foreplay aku tadi, itu terlihat dari raut wajahnya yang
begitu berbinar-binar. Tanpa memberi waktu panjang, aku segera
menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir
ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran 19 cm dengan
bentuk melengkung, langsung menghujam celah kenikmatan Via dan sontak
meringis..
“Aaakhh.. Dandy..,” desah Via saat penisku melesak kedalam lubang vaginanya.
“Dandyy.. penis kamu besar sekali.. aakkh..”
Aku
merasakan setiap gapitan bibir vaginanya yang begitu seret, sampai aku
berfikir suami macam apa yang tidak bisa merasakan kenikmatan lubang
senggama Via ini?
Aku
berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes
diwajah Via yang mulai aku rasakan sangat menikmati permainan ini.
“Danddyy..
sudah.. sayang.. akhh..” sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan
bibir vagina mengapit batang penisku. Dan aku rasakan cairan hangat
mulai meleleh dari vagina Via. Aku tidak mempedulikan desahan Via yang
semakin menjadi, aku hanya berusaha memberikan kepuasan bercinta, yang
kata Via belum pernah merasakan selama berumah tangga. Setiap gerakan
maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Via menggelinjang hebat karena
memang bentuk penisku agak bengkok ke kiri.
Tiba-tiba
Via mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme
yang kedua kalinya. Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan..
“Dann..
aku.. mau.. keluarr lagi.. aakk.. Kamu hebat sayang, aku.. nggak
tahan..,” seiring jertian itu, aku merasakan cairan hangat meleleh
disepanjang batang penisku dan aku biarkan sejenak penisku dalam
vaginanya.
Sesaat kemudian aku melepas penisku dan mengarahkan ke mulut Via yang masih terlentang. Aku biarkan dia oral penisku.
“Ahh..,”
sesekali aku merintih saat giginya mengenai kepala penisku. Disaat dia
asik menikmati batang penisku, jariku yang nakal, mulai menelusuri
dinding vagina Via yang mulai basah lagi.
“Creek.. crekk.. crek..,” bunyi jariku keluar masuk dilubang vagina Via.
“Ohh.. Dandy.. enak sekali sayang..”
1..
2.. 3.. 4.. 5.. jariku masuk bersamaan ke lubang vagina Via. Aku kocok
keluar masuk.., sampai akhirnya aku nggak tahan lagi untuk mulai
memasukkan penisku, untuk menggantikan 5 jariku yang sudah “memperkosa”
lubang kewanitaannya.
Dan..
“Ohh.. sayang aku keluar lagi..”
Orgasme
yang ketiga diraih oleh Via dalam permainan itu dan aku langsung
meneruskan inisiatif menindih tubuh Via, berkali-kali aku masukkan
sampai mentok.
“Aaakhh.. sayang.. enak sekali.. ohh..,” rintih Via. Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, menindih Via..
“Sayang aku boleh keluarin di dalam..,” aku tanya Via.
“Jangan.. aku nggak mau, entar aku hamil,” jelas Via.
“Nggak deh sayang jangan khawatir..,” rengekku.
“Jangan Dandyy.. aku nggak mau..,” rintihan Via membuat aku semakin bernafsu untuk memberikan orgasme yang berikutnya.
“Akhh.. oohh.. Dandy.. sayang keluarin kamu sayang.. aakkhh..,” Via memintaku.
“Kamu jangan tunggu aku keluar Dandy.. please,” pinta Via.
Disaat aku mulai mencapai klimaks, Via meminta berganti posisi diatas.
“Danndy aku pengen diatas..”
Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Via bangkit dan langsung menancapkan penisku dlam-dalam di lubang kewanitaannya.
“Akhh gila, penis kamu hebat banget Dandy asyik.. oohh.. enak..,” Via merintih sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Aduhh enak Dandy.. ”
Goyangan pinggul Via membuat gelitikan halus di penisku..
“Via.. Via.. akh..,” aku mengerang kenikmatan saat Via menggoyang pinggulnya.
“Dandy..
aku mau keluar sayang..,” sambil merintih panjang, Via menekankan
dalam-dalam tubuhnya hingga penisku “hilang” ditelan vaginanya dan
bersamaan dengan itu aku sudah mulai merasakan klimaks sudah diujung
kepala.
“Via.. Via.. ahh..”
Aku biarkan spermaku muncrat di dalam vagianya.
“Croot.. croot..” semburan spermaku langsung muncrat dalam lubang Via, tetapi tiba-tiba Via berdiri.
“Aakhh Dandy nakal..”
Dan
Via berlari berhamburan ke kamar mandi untuk segera mencuci spermaku
yang baru keluar dalam vaginanya, karena memang dia tidak menggunakan
pernah menggunakan KB.
Permainan
itu berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, karena
baru saat bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme yang tidak bisa
digambarkan dengan kata-kata.
“Dandy, kapan kamu ada waktu lagi untuk lakukan ini semua sayang,” tanya Via.
Aku menjawab lirih, “Terserah Via deh, aku akan selalu sediakan waktu buatmu.”
“Makasih sayang.. kamu telah memberikan apa yang selama ini tidak aku dapatkan dari suami aku,” puji Via.
“Dann.. kamu hebat sekali dalam bercinta.. aku suka style kamu,” sekali lagi puji Via.
Pertemuan
pertama ini kita akhiri dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan
dengn kata-kata, dan hanya kami berdua yang bisa rasakan itu. Aku memang
termasuk orang yang selalu berusaha membuat pasanganku puas dan aku
mempuyai fantasi sex yang tinggi sehingga tidak sedikit abg, mahasiswi
dan ibu muda yang hubungi aku untuk sekedar membantu memberikan kepuasan
buat mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar