Pagi ini aku
sedang membereskan pakaianku untuk dimasukkan ke dalam koper. Ayahku
memperhatikan dengan wajah sedih karena aku satu-satunya anak lelakinya
harus pergi demi meraih masa depanku. Aku akan tinggal di Surabaya
bersama Tante dan Oomku.
"Papa harap kamu bisa menjaga diri dan berbuat baik, menurut pada Oom Benny dan TanteLenny..." kata papaku.
Aku hanya diam menoleh menatap papaku yang nampak kurang bersemangat karena kepergianku, lalu kupeluk papaku.
"Saya tidak akan mengecewakan Papa.." kataku sambil menuju ke pintu.
Aku naik angkot
menuju ke terminal bus. Ketika sudah di atas bus, aku membayangkan apa
yang akan terjadi selanjutnya sambil berharap semoga cita-citaku dapat
tercapai. Sesampainya di terminal, aku melanjutkan dengan naik angkot
menuju perumahan mewah di daerah Darmo.
"Apa ini rumahnya..?" kataku dalam hati.
Nomornya sih bener. Maklum aku belum pernah ke rumahnya.
Aku segera
menekan bel yang ada pada pintu gerbang. Beberapa saat kemudian pintu
gerbang dibuka. Seorang satpam berbadan gemuk mengamatiku, lalu
menegurku.
"Cari siapa ya..?" tanyanya.
"Apa betul ini rumah Oom Benny..?" tanyaku balik.
"Ya betul.. sampean siapa?" tanyanya lagi.
"Saya keponakan Oom Benny dari Jember."
"Kenapa nggak bilang dari tadi, Sampean pasti Den Wellly, kan..? Tuan sedang keluar kota, tapi Nyonya ada lagi nungguin."
Sekejap aku
sudah berada di ruangan dalam rumah mewah yang diisi perabotan yang
serba lux. Tak lama kemudian seorang wanita cantik berkulit putih bersih
dan bertubuh seksi muncul dari ruang dalam. Kalau kutebak usianya
sekitar 35 tahunan, tapi bagikan seorang gadis yang masih perawan.
Dia tersenyum
begitu melihatku, "Kok terlambat Well..? Tante pikir kamu nggak jadi
datang.." ucap wanita seksi itu sambil terus memandangiku.
"Iya Tante.. maaf..." jawabku pendek.
"Ya sudah.., kamu datang saja Tante sangat senang.. Pak Bowo.., antarkan Welly ke kamarnya..!" perintah Tante Lenny pada Bowo.
Lalu aku
mengikuti Pak Bowo menuju sebuah kamar yang ada di bagian bawah tangga.
Aku cukup senang menempati kamar itu, karena aku langsung tertidur
sampai sore hari. Ketika bangun aku segera mandi, lalu berganti pakaian.
Setelah itu aku keluar kamar hendak jalan-jalan di halamanbelakang yang
luas. Ketika sedang asik menghayal, tiba-tiba suara lembut dan manja
menegurku. Aku agak kaget dan menoleh ke belakang. Ternyata tanteku yang
sore itu mengenakan kimono dengan rokok di tangannya, rupanya ia baru
bangun tidur.
"Oh Tante..." sapaku kikuk.
Tante
tersenyum, dan pandangan yang nakal tertuju pada dadaku yang bidang dan
berbulu lebat. Badanku memang cukup atletis karena sering berenang,
fitness, dan aku memang mempunyaiwajah yang lumayan ganteng.
"Kamu sudah mandi ya, Wel..? Tampan sekali kamu.." kata tanteku memuji.
Aku kaget bukan main ketika ia mendekatiku, tangannya langsung mengelu-elus penisku, tentu saja aku jadi salah tingkah.
"Saya mau ke kamar dulu Tante.." kataku takut kalau nanti dilihat Oom Benny.
"Tunggu
sebentar Wel, Tante ingin minta tolong mijitin kaki Tante.., soalnya
keseleo waktu turun tadi.." kata Tante Lenny sambil merengek.
Lalu dia duduk
seenaknya, hingga kimono yang tidak dikancing seluruhnya tersingkap, dan
bagian dalam tante terlihat olehku. Gila.., ternyata ia tidak memakai
CD, sempat juga kulihat bulu-bulu tipis di sekitar kemaluannya seperti
habis dicukur.
Aku menahan
nafas dan mencoba mengalihkan pandangan, tapi Tante Lenny yang tahu hal
itu malah menarik lenganku dan mengangkat kaki kanannya menunjukkan
bagian yang sakit. Aku terpaksa melihat betis dan paha tante yang mulus
dan padat itu.
"Tolong diurut ya Wel.., tapi pelan-pelan aja ya.." ucapnya lembut.
Terpaksa aku
memijit betis tanteku, meskipun hatiku cemas dan bingung. Apalagi ketika
aku mencuri pandang melihat paha dan selangkanganya, sehingga nampak
sekilas bagian yang berwarna merah muda itu. Tanteku melirik ke arahku
sambil tersenyum genit, aku semakin bingung dan malu.
Itu
pengalamanku di hari pertama di rumah Oom Benny. Sudah tiga Hari Oom
Benny belum pulang juga, padahal aku ingin bertemu dengannya, sedangkan
tiap malam aku diminta oleh tante untuk menemaninya ngobrol, bahkan
tidak jarang disuruh menemani menonton VCD porno. Benar-benar
gila.Hingga pada suatu malam tanteku merintih kesakitan. Waktu itu tante
sedang nonton TV sendirian.
Tiba-tiba wanita itu memekik, "Achhhh.., aduh.., tolong Wel..!" keluhnya sambil memegangi keningnya.
"Kenapa Tante..?" tanyaku kaget dan khawatir.
"Kepala Tante agak pusing.., aduh... tolong bawa Tante ke kamar Wel..!" keluh tante sambilmemegangi kepalanya.
Aku jadi kebingungan dan serba salah.
"Saya panggil Pak Bowo dulu ya Tante..?" usulku sambil ingin pergi.
Tapi dengan cepat tanteku melarangnya, "Nggak usah, lagi pula Pak Bowo Tante suruh ke Pasuruan ngawal barang."
Aku jadi
bertambah bingung. Terpaksa kutuntun tanteku untuk naik ke ruang atas.
Tante merebahkan kepalanya pada pelukanku, aku jadi gemeteran sambil
terus menaiki tangga.Sesampainya di dalam kamar, tante merebahkan
tubuhnya yang seksi itu dengan telentang. Aku menarik napas lega dan
bermaksud meninggalkan kamar. Baru saja kubalikkan tubuh, suara lembut
itu melarangku.
"Kamu mau kemana..? Jangan tinggalkan Tante.., tolong pijitin Tante.. Wel..!"
Mendengar itu seluruh tubuhku jadi teringat pesan papa agar menuruti perkataan Oom dan Tanteku.
Perlahan
kubalikkan badan, ternyata tanteku telah melepas kimononya. Dan kini
hanya tinggal CD saja. Tubuhnya yang masih padat membuat nafsuku naik,
payudara yang masih montok dan menantang itu membuat penisku mulai
tegang, karena aku belum pernah melihat keindahan tubuh wanita dalam
keadaan telanjang seperti ini, apalagi tanteku menggeliat perlahan.
Desahan bibirnya yang tipis mengundang nafsu dan birahiku, dan penisku
semakin dibuatnya tegang. Kuberanikan diri melangkah menuju ranjang.
Begitu sampai,
tanteku yang pura-pura pusing itu tiba-tiba bangkit, lalu memelukku dan
mencium bibirku dengan penuh nafsu. Wanita yang hipersex itu dengan
cepat melucuti seluruh pakaianku.
"Jangan Tante.., jangan, saya takut.." pintaku sambil mau memakai pakaianku kembali.
"Kalo kamu menolak, Tante akan teriak dan mengatakan pada semua orang bahwa kamu mau memperkosa Tante..." ancam tanteku.
Aku hanya
terdiam dan pasrah. Wanita itu kembali mencumbuku, diciuminya dan
dijilatinya tubuhku. Begitu tangan halusnya mengenggam penisku, aku
langsung membalas ciumannya dan mulai menjilati payudaranya, lalu
kukulum putingnya yang berwarna merah agak kecoklatan itu. Tanteku
mendesah perlahan.
Selanjutnya
kami memainkan posisi 69, sehingga penisku dihisap dan dikemutnya.
Nikmat sekali,kurenggangkan kedua pahanya sambil kujilat-jilat
kemaluannya yang mulai basah itu.
"Ahhhh.., aahhh.., ayo terus jilat Wel..! Jangan berhenti..!" erang tanteku keenakan.
Rupanya tanteku
mengeluarkan cairan dari dalam liang kewanitaannya. Cairan itu
memuncrat di wajahku, lalu kuhisap dan kutelan semua. Aku semakin
terangsang, kujilati lagi kali ini lebih dalam, bahkan sampai ke
duburnya. Kemudian kami berganti posisi, kali ini aku berdiri dan tante
jongkok sambil mengulum penisku yang sudah sangat tegang.
Ternyata tanteku pandai sekali menjilat penis, tidak sampai lima menit aku sudah keluar.
"Ahhh.., ayo Tante.., terus jilat sayang.., acchhh..!" desahku sambil kudorong keluar masuk di mulutnya penisku yang besar ini.
"Tante mau keluar nih.., achhh.. yeahhh..!" erangku sambil kumuncratkan maniku di mulutnya.
Tante menelan semua maniku, bahkan masih mengocoknya berharap masih ada sisanya.
Setelah
beberapa saat penisku mulai bangun kembali. Setelah tegang dibimbingnya
penisku masuk ke liang kewanitaannya. Kali ini aku di atas dan tante di
bawah. Agak susah sih, mungkin sudah lama tidak service oleh Oom Benny.
Setelah kepalanya masuk, kudorong perlahan hingga masuk semuanya ke
dalam.
"Ayo Wel..!
Gerakin dong Sayang..!" pinta tanteku sambil menggerakkan pantatnya ke
atas dan ke bawah karena ia sekarang berada di bawah.
Akhirnya kudorong keluar masuk penisku dengan gerakan yang cepat, sehingga semakin keras erangan tanteku.
Beberapa saat kemudian aku sudah ingin keluar, "Aahhh..! Tante.., Welly udah mau keluar.., ahhh..!" kataku.
"Sabar Sayang.., Tante sebentar lagi nih..! Yeahh.. ohh.. ahh.., fuck me Wel..! Kita barengan ya Sayang..? Oh.. yeah..!"
Rupanya tanteku
juga hampir orgasme. Rasanya seperti ada yang memijat-mijat penisku dan
kakinya dilingkarkan ke pantatku. Tante bergetar hebat dan memelukku
sambil kemaluannya mengeluarkan cairan yang menyemprot penisku. Tidak
lama aku juga mengeluarkan air mani dan spermaku di dalam vaginanya.
Terasa begitu nikmatnya dunia ini. Akhirnya kami berdua terkapar lemas.
"Hebat bener
kamu Wel.., Tante nggak nyangka baru kali ini Tante merasakan kenikmatan
yang luar biasa..!" tuturnya dengan nafas terengah-engah.
Aku diam tak
menjawab, tapi dalam hati aku merasa bersalah telah berhubungan dengan
tanteku dan takut ketahuan Oom Benny. Tante turun dari ranjang tanpa
busana, lalu dia menyalakan sebatang rokok.
"Bagaimana kalau Oom Benny sampai tahu, Tante..? Saya takut.., saya merasa berdosa..." kataku lemah.
Tapi tanteku malah tersenyum dan memelukku dengan mesra.
"Asal kamu
tidak memberitahu orang lain, perbuatan kita aman. Lagi pula Oommu itu
udah nggak bisa melakukan hubungan badan sejak lama. Dia itu impotent,
Wel..!" tutur wanita tanpa busana yang penuh daya tarik itu.
"Jadi semua ini Tante lakukan karena Oom Benny tidak bisa menggauli Tante lagi, ya..?" tanyaku.
"Ya. Bukan
sekali ini saja Tante melakukan hal seperti ini.., sebelum sama kamu,
Tante pernah melakukannya dengan beberapa teman bisnis Oommu. Terus
terang Tante nggak tahan kalau seminggu tidak disentuh atau dipeluk
laki-laki.." tutur Tante.
Aku jadi geleng
kepala mendengar penjelasan tanteku. Lalu aku bergerak mau pergi, tapi
dengan cepat tante menahanku dan mengusap-usap dadaku yang berbulu.
"Well.., kamu harus bersihkan badanmu dulu.., mandilah supaya segar..!" ucapnya lembut.
Aku tak menjawab hanya menarik nafas panjang, lalu melangkah ke kamar mandi. Tubuhku terasa letih namun puas juga.
Begitulah pengalaman di Surabaya yang kualami 6 tahun yang lalu. Dan sampai saat ini aku telah mempunyai istri dan seorang anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar